PENGARUH HINDU BUDHA DALAM BAHASA TULISAN LENGKAP
Halo fams, kembali lagi dalam blog kami, kali ini kami akan meberikan penjelasan mengenai pengaruh masuknya kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Mari kita simak..
Pengaruh agama dan kebudayaan Hindu-Budha dari India di Indonesia sangat kuat. Kebudayaan India masuk ke Indonesia pada saat Indonesia masih mengalami masa pra-sejarah. Masuknya kebudayaan ini sekaligus menandai berakhirnya masa pra-sejarah dan mulai membawa bangsa Indonesia ke jaman sejarah, karena sejak saat itu bangsa kita mulai mengenal tulisan. Setelah bangsa India ini masuk ke Indonesia, mulai berdiri kerajaan-kerajaan Hindu yang amat berpengaruh bagi masyarakat saat itu dan dapat dikenang bukti sejarahnya hingga sekarang. Misalnya adalah kerajaan Kutai.
Pengaruh agama dan kebudayaan Hindu-Budha dari India di Indonesia sangat kuat. Kebudayaan India masuk ke Indonesia pada saat Indonesia masih mengalami masa pra-sejarah. Masuknya kebudayaan ini sekaligus menandai berakhirnya masa pra-sejarah dan mulai membawa bangsa Indonesia ke jaman sejarah, karena sejak saat itu bangsa kita mulai mengenal tulisan. Setelah bangsa India ini masuk ke Indonesia, mulai berdiri kerajaan-kerajaan Hindu yang amat berpengaruh bagi masyarakat saat itu dan dapat dikenang bukti sejarahnya hingga sekarang. Misalnya adalah kerajaan Kutai.
Pengaruh Hindu-Budha ini dapat terlihat dari berbagai macam peninggalan-peninggalan yang tersebar hampir disetiap pulau-pulau di Indonesia yang kini menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa kita. Ketika kebudayaan India masuk, terbentuklah kerajaan Hindu-Budha yang merupakan cikal bakal terbentuknya bangsa ini. Dengan hadirnya kebudayaan ini, banyak sekali aspek yang dipengaruhi antara lain seni, agama, tradisi, bangunan dan lain-lain.
Pada kesempatan kali ini, kita akan memfokuskan pembahasan kita pada pengaruh kebudayaan terebut dalam bidang bahasa dan tulisan.
Kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia meninggalkan beberapa prasasti besar berhuruf pallawa dan bahasa Sansekerta. Dikenalnya sistem pengetahuan seperti huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta menjadi pembuka jalan bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan di negeri kita.
Bahasa dan huruf ini kemudian luas dipakai oleh masyarakat dari berbagai daerah, walaupun demikian tidak berarti bahwa bahasa Nusantara menjadi tersisih dan punah. Dimana pada masa itu telah berkembang bahasa Austronesia yang sejalan dengan perkembangan kebudayaan mencocok tanam. Bahasa jawa kuno dan bahasa Melayu kuno tetap dipakai, bahkan nantinya diperkaya dengan istilah-istilah dari bahasa sansekerta.
Dalam bidang aksara, penduduk Nusantara mulai melek aksara dengan dikenalnya aksara Pallawa dan Nagari (atau disebut juga Siddham). Dalam perkembangannya, para empu Nusantara menciptakan aksara baru yang disebut aksara kawi ( ada yang menyebutnya aksara Jawa Kuno).
Pada masa tersebut, masyarakat Indonesia mengenal sistem tulis. Karya-karya tulis yang pertama ada di Indonesia ditulis pada batu (prasasti) yang memuat peristiwa penting seputar raja atau kerajaan tertentu.
Pada masa berikutnya penulisan dilakukan diatas daun lontar (Latin : Borassus flabellifer), batang bambu, lempengan perunggu, daun nifah (Latin : Nifa fructican) dan kulit kayu. Karena bahan-bahan tersebut lebih lunak sehingga memudahkan untuk membuat tulisan diatasnya. Selain itu, bahan-bahan tadi jauh lebih ringan dibandingkan batu sehingga lebih mudah dibawa ke mana-mana. Pada masa Islam, penulisan dilakukan diatas dluwang (terbuat dari kulit kayu pohon mulberry), kertas, logam mulia, kayu serta kain.
Penulisan pada bahan-bahan yang lebih lunak memungkinkan penulis lebih leluasa dalam berkarya. Awalnya mereka menulis karya-karya sastra dari India, seperti Mahabharata dan Ramayana. Setelah menyalin dan menerjemahkan karya-karya tersebut, mereka mulai menggubah cerita yang asli ke dalam sebuah kitab. Jadilah karya sastra yang indah dalam segi bahasa, meski sifat-sifat kesejarahannya samar.
Sekian pembahasan kali ini pemirsa, semoga bermanfaat...
Pada masa berikutnya penulisan dilakukan diatas daun lontar (Latin : Borassus flabellifer), batang bambu, lempengan perunggu, daun nifah (Latin : Nifa fructican) dan kulit kayu. Karena bahan-bahan tersebut lebih lunak sehingga memudahkan untuk membuat tulisan diatasnya. Selain itu, bahan-bahan tadi jauh lebih ringan dibandingkan batu sehingga lebih mudah dibawa ke mana-mana. Pada masa Islam, penulisan dilakukan diatas dluwang (terbuat dari kulit kayu pohon mulberry), kertas, logam mulia, kayu serta kain.
Penulisan pada bahan-bahan yang lebih lunak memungkinkan penulis lebih leluasa dalam berkarya. Awalnya mereka menulis karya-karya sastra dari India, seperti Mahabharata dan Ramayana. Setelah menyalin dan menerjemahkan karya-karya tersebut, mereka mulai menggubah cerita yang asli ke dalam sebuah kitab. Jadilah karya sastra yang indah dalam segi bahasa, meski sifat-sifat kesejarahannya samar.
Sekian pembahasan kali ini pemirsa, semoga bermanfaat...
0 Response to "PENGARUH HINDU BUDHA DALAM BAHASA TULISAN LENGKAP"
Posting Komentar